Bincang-bincang Scopus, Siapa Takut ?
Memiliki Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang terbit di prosiding atau jurnal internasional bereputasi tinggi seperti Scopus, merupakan salah satu impian dari akademisi dan peneliti. Mengapa? Karena selain memberi nilai yang cukup besar pada angka kredit peneliti, publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi juga membuktikan eksistensi dan kontribusi para peneliti dalam dunia penelitian dan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Lalu, bagaimana agar sebuah KTI dapat dimuat pada jurnal internasional terindeks Scopus? Tentu saja hal ini bukanlah hal yang mudah, karena banyak tahap penulisan yang harus dilalui. Oleh karena itu, sebagai sebuah lembaga penelitian yang menaruh perhatian pada perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan karir peneliti, Balai Besar Pengembangan SDM dan Penelitian Kominfo Medan menyelenggarakan rangkaian kegiatan webinar penelitian, yang mengusung tema “Bincang-bincang Scopus, Siapa Takut?”
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 19-21 Oktober 2020, yang dikemas dalam bentuk diskusi interaktif melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings, dan disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube. Hadir secara virtual sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Dr. Jumintono Suwardi Joyo Sumarto, dosen pada Fakulti Pendidikan Teknikal dan Vokasional di Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, yang akrab disapa Pak Joe. Beliau juga menjabat sebagai Dosen pada Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, dan juga Founder Rumah Scopus, sebuah wadah pelatihan menuju jurnal terindeks Scopus.
Kepala BBPSDMP Kominfo Medan, Drs. Irbar Samekto, M.Si membuka kegiatan secara singkat dan dilanjutkan dengan sesi materi oleh narasumber. Hari pertama diisi dengan materi “Menguak Scopus, Elsevier, dan Scimago”, hari kedua “Menulis Naskah Ilmiah Tanpa Ribet”, dan hari ketiga “Menulis Naskah Ilmiah dengan Smartphone? Bisa, kok!”. Kegiatan webinar ini berlangsung pada pukul 09.00-12.00 WIB setiap harinya.
Antusiasme yang cukup besar dari kalangan akademisi dan peneliti atas kegiatan ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir selama tiga hari berturut-turut mencapai hingga 200 orang. Peserta juga terlihat antusias dalam menyimak materi yang disampaikan oleh narasumber, dengan aktif bertanya dalam diskusi interaktif selama pemaparan berlangsung.